Melihat pada kejauhan malam….
bersama kelam bulan
nun sayup disana,
bersama hembus angin,
menderu longlai..
mengasyikkan lagi dingin malam,
hatiku berdetak,
Entah dari mana datangnya,
tidak dipinta,
gambaran masa kecil....
tiba-tiba menerpa...
kedalam noda jiwaku,
Kutersenyum sendirian,
Gambar ayah dan ibu kulihat,
kutatap wajah mereka semahunya…
Ahh..rindunya ku kepada mereka..
ayah dan ibu semakin tua….
Ayah tidak sekuat dulu,
didapur…..
ibu tidak setingkas lalu,
seringkali...
kumendengar mereka mengaduh lenguh…
ketika ayah tidur,
kutilik jari jemarinya,
kulihat tapak tangannya,
garis-garis tua kelihatan di setiap inci tubuhnya…
Kulihat ibu didapur,
ahh…payahnya ibu mencuci pinggan,
tidak seperti dulu,
leter ibu juga semakin berkurangan,
mungkin kerana usia beranjak senja,
membuatkannya lebih suka mendiamkan diri….
Teringatku, betapa garangnya ayah
Teringatku, betapa leteran ibu menyesakkan
Hari ini,
wajah bengis ayah sudah tidak kelihatan, kini semakin sayu, matanya redup memandangku, kata-katanya lembut sekali, nasihatnya terngiang-ngiang ketelinga, seakan-akan baru semalam kudengar
Hari ini,
ibu lebih banyak mengusap kepalaku, jemari lembutnya mewakili kata-katanya. Wajahnya lemah tidak bermaya, namun sering tersenyum diwaktu memandangku. Air matanya sering jatuh, tiap kali aku hendak melangkah pergi, percayalah ibu, betapa luluhnya hati disaat dirimu tiada disisi
Ahh..rindunya ku kepada mereka..
Ayah ….ibu….anakmu disini….teringatkanmu…..
Lahir dan matiku disampingmu…..
rindu kat mak ayah ye...call lah, tak pun balik..hehe.
ReplyDeletesaye pun rindu mak ayah saye jugak..huhu
sebagai anak....
ReplyDeleterindukan mereka, lebih
dari kata-kata...
sabarlah ye...=)~